Breaking

LightBlog

Festival Lima Gunung XIII

Sebanyak 33 pentas kesenian melibatkan ratusan seniman memeriahkan Festival Lima Gunung XIII yang digelar selama 23-24 Agustus lalu.


Sejumlah seniman menampilkan aksi teatrikal melukis di atas kanvas saat tampil di Festival Lima Gunung XIII di Dusun Warangan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu (24/8/2014). Festival tahunan yang telah berlangsung selama 13 tahun ini menjadi tempat berkesenian warga desa. Dari berkesenian itu mereka saling membangun relasi kekeluargaan dan kebersamaan. (Foto: KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA)

Sebanyak 33 pentas kesenian melibatkan ratusan seniman memeriahkan Festival Lima Gunung XIII yang digelar selama dua hari, Sabtu (23/8) hingga Minggu (24/8), di Dusun Warangan, Desa Muneng Warangan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Selain dari Kota dan Kabupaten Magelang, mereka yang tampil juga berdatangan dari daerah lain, seperti Malang, Kediri, Kendal, Surabaya, Solo, dan Yogyakarta.

Festival Lima Gunung (FLG) adalah acara tahunan yang diselenggarakan seniman dalam Komunitas Lima Gunung (KLG). Lima gunung dipakai sebagai nama kelompok untuk menggambarkan tempat mereka tinggal di lereng Sumbing, Menoreh, Merbabu, Merapi, dan Andong.

Ketua KLG Supadi Haryanto mengatakan, FLG pada prinsipnya terbuka kepada siapa dan kelompok kesenian mana pun yang ingin bergabung. ”Kami menerima siapa saja yang ingin bergabung asalkan menerima konsekuensi tidak menerima honor dan siap menanggung biaya akomodasi sendiri,” ujarnya, Sabtu.

Dosen di Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, Joko Aswoyo, mengatakan, mahasiswa dan alumni ISI juga ikut terlibat memainkan pentas bertajuk ”Harajukunan Trethek Truntung” berkolaborasi dengan seniman asal Dusun Warangan, Handoko.

Sutanto Mendut, budayawan sekaligus Presiden KLG, mengatakan, hubungan pertemanan yang sangat dekat, antarseniman, wartawan, dan tokoh lain membuat FLG mampu bertahan, berlangsung hingga tahun ketigabelas.

source: Kompas/EGI
LightBlog