Gunung Slamet |
REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Dinbudparpora) Purbalingga, Jawa Tengah, Prayitno, mengatakan sepanjang jalur pendakian Gunung Slamet melalui Pos Bambangan, Desa Kutabawa, dikotori oleh sampah.
"Kebanyakan sampah yang ada di sepanjang jalur pendakian tersebut berupa bungkus permen, bekas bungkus mi instan, dan botol bekas air mineral," kata Prayitno di sela-sela pemantauan pendakian, di Pos Bambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Purbalingga, Ahad.
Menurut dia, kondisi tersebut menunjukkan bahwa kesadaran sebagian pendaki Gunung Slamet dalam membuang sampah masih terbilang rendah.
Padahal sebelum mendaki, kata dia, para pendaki telah diperingatkan untuk membawa turun kembali sampah yang dihasilkan selama pendakian.
"Biasanya yang tidak mematuhi peringatan tersebut merupakan pendaki pemula, bukan dari kelompok pencinta alam. Mereka mungkin masih beranggapan jika hanya meninggalkan sedikit sampah tidak akan berpengaruh di pegunungan," katanya.
Jika banyak pendaki yang beranggapan demikian, kata dia, sepanjang jalur pendakian dapat dipastikan akan dipenuhi sampah.
"Apalagi kebanyakan berupa sampah anorganik seperti plastik yang sulit terurai," kata dia menambahkan.
Ia mengatakan bahwa pekan lalu, Forum Silaturahmi Relawan Peduli Lingkungan yang bermarkas di Purwokerto melakukan gerakan bersih gunung.
Dalam kegiatan itu, kata dia, sedikitnya 57 kantong sampah berisi sampah dibawa turun dari Gunung Slamet.
Menurut dia, sampah itu diambil dari sepanjang jalur pendakian Gunung Slamet dan setiap kantong rata-rata berisi 15-20 kilogram sampah.
Dia mengakui bahwa di Pos Bambangan belum dilengkapi tempat penampungan sampah permanen yang berukuran besar, sehingga sampah-sampah tersebut selanjutnya dibawa tempat pembuangan akhir (TPA).
Prayitno mengatakan bahwa jalur pendakian Gunung Slamet melalui Pos Bambangan merupakan jalur favorit bagi pendaki pemula maupun ulung.
"Ini disebabkan jalur Bambangan memiliki medan yang relatif mudah dibanding jalur Baturraden di Banyumas, jalur Guci di Tegal, maupun Pemalang," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, banyak pendaki Gunung Slamet melalui Pos Bambangan setiap kali perayaan malam tahun baru, Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia, maupun musim liburan.
Menurut dia, pada malam tahun baru 2013, jumlah pendaki Gunung Slamet mencapai 1.000-an orang.
"Kalau cuaca pada malam tahun baru 2014 cerah dan tidak turun hujan, kemungkinan akan banyak pendaki yang datang ke Gunung Slamet," katanya.
source: republika.co.id