Anggota tim Ekspedisi Cincin Api Kompas menuruni kawasan puncak Gunung Tambora (2.850 mdpl), Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat, Rabu (22/6/2011). Pendakian ke puncak gunung yang pernah meletus dahsyat pada tahun 1815 ini dilakukan dalam rangkaian ekspedisi memetakan masalah geografi, sejarah dan masyarakat yang hidup di sekitar kawasan gunung berapi. Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) akan menyelenggarakan acara pariwisata bertajuk "Tambora Menyapa Dunia" di tahun 2015. Acara tersebut dalam rangka memperingati 200 tahun meletusnya Gunung Tambora. "Event ini untuk memperingati 200 tahun lalu Tambora meletus. Tambora di Sumbawa, masuk Kabupaten Dompu dan Bima," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB Lalu Gita Ariadi saat jumpa pers jelang Grand Launching "Tambora Menyapa Dunia" di Jakarta, Minggu (16/6/2013) malam. Sementara itu, Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi pada kesempatan yang sama menyebutkan bahwa pada Minggu (16/6/2013) telah berlangsung acara Parade Budaya Lombok Sumbawa yang memanfaatkan momen car free day Jakarta di kawasan Gedung Sapta Pesona Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Jalan Medan Merdeka Barat sampai Bunderan HI. "Car free day ini bisa menjadi ajang untuk promosi NTB dan juga daerah-daerah lain bisa memanfaatkan momen ini," kata Zainul. Pihaknya ingin mengangkat keingintahuan masyarakat Indonesia maupun dunia di balik sejarah meletusnya Gunung Tambora. Sehingga melalui acara "Tambora Menyapa Dunia" bisa mempromosikan NTB terutama Sumbawa dan Gunung Tambora. "Tahun 1815 ada erupsi yang luar biasa dalam sejarah vulkanik dunia yaitu letusan Gunung Tambora. Ini kedua terbesar setelah Gunung Toba, yang ketiga baru Krakatau," kata Zainul. Efek letusan tersebut, lanjutnya, mengglobal. Gubernur NTB menuturkan suhu global saat terjadi letusan turun hingga dua derajat. Bahkan konon, kekalahan Napoleon saat berperang dengan Rusia akibat letusan Gunung Tambora. "Napoleon bangun rantai logistik. Saat Tambora meletus, suhu turun dan musim dingin berkepanjangan di Eropa. Akibatnya rantai logistik putus dan pasukan Napoleon bisa dikalahkan Rusia," tutur Zainul. Jadi, menurut Gubernur NTB, Gunung Tambora menjadi memori kognitif bagi masyarakat dunia. Pihaknya ingin mengungkit memori tersebut untuk momentum pengembangan pariwisata NTB yang lima tahun belakangan makin bagus. Peserta Parade Budaya Lombok Sumbawa 2013 beratraksi membawa kendang beleq saat berada di Jalan MH Thamrin, Jakarta, Minggu (16/6/2013). (Foto: Kompas Images/Roderick Adrian Mozes) Sedangkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu menyambut baik program Pemprov NTB yang merencanakan acara skala besar "Tambora Menyapa Dunia" sejak dua tahun sebelumnya. "Tinggal didorong infrastruktur untuk mendukung acara ini dan acara-acara lain yang dikembangkan, menuju acara puncak di tahun 2015," kata Mari. Menurut Mari, Gunung Tambora sudah masuk dalam sejarah dunia, sehingga sepatutnya dikenal masyarakat dunia. Oleh karena itu, tinggal bagaimana Pemprov NTB memanfaatkannya sebagai ikon pariwisata, khususnya wisata Sumbawa.scr ------------------------------------Penulis : Ni Luh Made Pertiwi FEditor : I Made Asdhiana