Bagi sebagian orang, mendaki gunung adalah kegiatan yang tidak berguna. Selain kedinginan dan kelelahan, risiko yang bakal dihadapi juga cukup besar. Banyak cerita para pendaki gunung yang tewas karena berbagai hal. Di antaranya jatuh ke jurang dan mati kedinginan.
Namun, bagi para petualang mendaki gunung menjadi aktivitas yang sangat menyenangkan. Di sini, mereka bisa berjalan menusuri rimba, melewati jurang yang terjal, dan mendaki bukit. Dengan aktivitas ini pemandangan alam yang tergelar di jagad raya bisa dinikmati dengan puas.
Sebelum melakukan pendakian sejumlah persiapan dilakukan dengan sebaik-baiknya. Perbekalan, perlengkapan, dan yang penting badan yang sehat. Dan, untuk mendapatkan perlengkapan pendakian saat ini banyak toko yang khusus menjual itu. Tinggal pilih sesuai dompet, mau merek lokal atau asing. Ada tas punggung besar (carrier), kantong tidur (sleeping bag), topi gunung, dan sandal gunung.
Persiapan Pendakian
Bagi para petualang, mendaki gunung adalah kegiatan yang sangat menyenangkan. Bagaimana tidak, dengan melakukan kegiatan ini, maka seseorang bisa menyaksikan keindahan alam yang luar biasa di puncak gunung. Belum lagi dengan pemandangan yang bisa ditemui di sepanjang jalur pendakian.
Namun mendaki gunung tetap memerlukan persiapan khusus, baik teknis maupun fisik. Sebab jika tidak, maka bisa jadi mendaki gunung akan menjadi kegiatan yang sangat tidak menyenangkan.Bahkan lebih dari itu, tanpa persiapan khusus, seorang pendaki bisa mengalami celaka.
Bila Anda kebingungan mempersiapkannya, berikut ini ada beberapa tips yang mungkin berguna, seperti :
1. Perencanaan
Tentukan tujuan pendakian Anda, dan berapa lama waktu mendaki Anda.
2. Perlengkapan Pribadi
Bawalah perlengkapan standar pendakian, seperti sepatu tracking untuk kesavetyan dan menghindari resiko terkilir. Baju lapangan lengan panjang agar terhindar dari resiko tergores duri. Obat-obat pribadi serta P3K sangat wajib dibawa. Kaos kaki cadangan, sebisa mungkin gantilah kaos kaki setiap hari untuk kenyamanan anda, Kaos kaki yang basah akan mengakibatkan telapak kaki menjadi rusak dan perih. Bawalah survival kid (jarum,benang sol, pluit, kaca, peniti, gunting) untuk menunjang bila ada hal-hal yang diluar rencana kita seperti tali tas cariel yang putus.
3. Perbekalan
Sebaiknya bawalah makanan yang berkecukupan kalori, hindari makanan yang mudah busuk seperti sayur mayur. Perbekalan air juga diutamakan, dalam prosedur pendakian 5 liter air sudah cukup menunjang. Asupan suplemen pendukung juga penting, bawalah vitamin agar kondisi tubuh tetap prima.
4. Data
Mencakup, akses transportasi, jadwal keberangkatan, iklim, medan.
5. Perizinan
Melapor dan mengurus data dipos pendakian agar memudahkan penanganan bila terjadi sesuatu di diri kita.
6. Estimasi Biaya
Anggaran yang akan dikeluarkan sebisa mungkin sudah dengan perincian yang matang, sebab itu faktor data berkaitan pula dengan estimasi biaya.
7. Dokumentasi
Abadikan moment indah perjalanan Anda, jangan lupa persiapkan batere cadangan dan plastik tahan air agar melindungi kamera dan handphone ketika hujan.
Persiapan umum yang harus dimiliki seorang pendaki sebelum mulai naik gunung antara lain:
- Membawa alat navigasi berupa peta lokasi pendakian, peta, altimeter (Alat pengukur ketinggian suatu tempat dari permukaan laut), atau kompas. Untuk itu, seorang pendaki harus paham bagaimana membaca peta dan melakukan orientasi. Jangan sekali-sekali mendaki bila dalam rombongan tidak ada yang berpengalaman mendaki dan berpengetahuan mendalam tentang navigasi.
- Pastikan kondisi tubuh sehat dan kuat. Berolahragalah seperti lari atau berenang secara rutin sebelum mendaki.
- Bawalah peralatan pendakian yang sesuai. Misalnya jaket anti air atau ponco, pisahkan pakaian untuk berkemah yang selalu harus kering dengan baju perjalanan, sepatu karet atau boot (jangan bersendal), senter dan baterai secukupnya, tenda, kantung tidur, matras.
- Hitunglah lama perjalanan untuk menyesuaikan kebutuhan logistik. Berapa banyak harus membawa beras, bahan bakar, lauk pauk, dan piring serta gelas. Bawalah wadah air yang harus selalu terisi sepanjang perjalanan.
- Bawalah peralatan medis, seperti obat merah, perban, dan obat-obat khusus bagi penderita penyakit tertentu.
- Jangan malu untuk belajar dan berdiskusi dengan kelompok pencinta alam yang kini telah tersebar di sekolah menengah atau universitas-universitas.
- Ukurlah kemampuan diri. Bila tidak sanggup meneruskan perjalanan, jangan ragu untuk kembali pulang.
Mental amat berpengaruh, karena jika mentalnya sedang fit, maka fisik pun akan fit, tetapi bisa saja terjadi sebaliknya. Untuk mengetahui keadaan mental seseorang dalam kondisi fit atau tidak memang tidak mudah. Tentunya yang lebih memahami keadaan mental ini adalah diri kita sendiri. Kesiapan mental secara pribadi akan sangat berpengaruh pada kondisi tim. Jika kesiapan mental tidak dalam kondisi fit alangkah baiknya jika tidak memaksakan diri.
Kesiapan Fisik
Beberapa latihan fisik yang perlu kita lakukan, misalnya : Stretching /perenggangan (sebelum dan sesudah melakukan aktifitas olahraga, lakukanlah perenggangan, agar tubuh kita dapat terlatih kelenturannya). Jogging (lari pelan-pelan) Lama waktu dan jarak sesuai dengan kemampuan kita, tetapi waktu, jarak dan kecepatan selalu kita tambah dari waktu sebelumnya. Latihan lainnya bisa saja sit-up, push-up dan pull-up Lakukan sesuai kemampuan kita dan tambahlah porsinya melebihi porsi sebelumnya.
Latihan Pernafasan
Kadar oksigen di ketinggian di atas 5.000 meter semakin berkurang, hanya 40 persen. Oleh karena itu, teknik bernafas penting diperhatikan saat perjalanan pendakian. Kekurangan oksigen menimbulkan sejumlah risiko seperti udema perut yang ditandai dengan mulas, mual, dan muntah. Selain itu juga udema paru-paru.
Namun, risiko ini bisa teratasi bahkan dihindari jika latihan selama persiapan pendakian dilakukan dengan baik. Tujuan latihan fisik dan pernafasan di antaranya agar tubuh bisa menyerap oksigen lebih banyak dan daya tampung paru-paru lebih besar. Nah, latihan pernafasan ini penting dilakukan selama masa persiapan pendakian. Caranya, bangun pukul 05.00 dan jalan kaki. Lakukan juga peregangan dan latihan pernafasan seperti gerakan tai chi dengan lama waktu latihan 30 menit.
Strategi Bernafas Saat Pendakian
Jika latihan fisik dan pernafasan sudah dilakukan dengan baik saat persiapan, imbangi juga dengan strategi bernafas saat pendakian. Cara berjalan sesuaikan dengan nafas. Berjalan selama 10 jam kalau tidak dibarengi dengan cara bernafas yang benar, tubuh akan down.
Jalankan prinsip menyerang dan bertahan dalam pendakian, artinya dalam pendakian atur waktu bertahan yakni melanjutkan perjalanan, dengan istirahat. Setiap satu jam perjalanan, berhenti 15 menit. Saat berjalan gunakan nafas melalui perut atau diafragma, bukan melalui dada.
Yoga atau tai chi menggunakan cara bernafas diafragma ini. Karena itulah, latihan pernafasan dengan tai chi saat latihan persiapan pendakian memengaruhi daya tahan saat pendakian nanti.
Beberapa perlengkapan atau bekal yang harus dibawa saat mendaki gunung adalah :
- Carrier atau tas besar untuk menampung seluruh perbekalan dan peralatan yang dibutuhkan
- Matras. Fungsinya adalah untuk alas duduk saat beristirahat sejenak.Matras juga bisa digunakan untuk pelapis di dalam carriel agar terlihat lebih rapi.
- Jas hujan. Alat ini sangat diperlukan terutama untuk mengantisipasi jika turun hujan saat pendakian. Sebab seringkali cuaca di gunung kurang bersahabat dan turun hujan yang cukup lebat.
- Tenda.Alat ini digunakan ketika para pendaki hendak beristirahat dalam waktu yang cukup lama. Tenda juga bisa melindungi para pendaki saat terjadi hujan atau angin kencang.
- Kantung tidur atau Sleeping bag.Alat ini berfungsi untuk menyelimuti saat tidur di gunung.Selain itu juga bisa digunakan sebagai alas tidur.
- Alat penerangan, seperti senter, lilin, batere cadangan, lampu badai. Dengan adanya alat penerangan yang memadai, maka kegiatan mendaki di malam hari bisa berjalan dengan lancar.
- Topi, sarung tangan, kaos kaki tebal, sepatu khusus. Sepatu khusus ini diperlukan karena medan di pegunungan beda dengan medan di daerah yang datar sehingga memerlukan sepatu yang khusus.
- Pakaian hangat seperti jaket, kaus lengan panjang dan celana panjang kasual dengan bahan yang kuat dan nyaman pakai.
- Alat-alat P3K, suplemen makanan, makanan instan/kalengan, dan minuman mineral. Ketersediaan makanan yang cukup akan mampu memberikan energi yang cukup pula saat mendaki.
- Golok tebas, pisau lipat, dan teropong. Yang tidak kalah pentingnya adalah alat perekam (kamera atau handycam) untuk mendokumentasikan kegiatan selama pendakian
- Bila barang perlengkapan telah terkumpul, masukkan semua ke dalam ransel. Jangan biarkan ada sejumlah barang seperti cangkir atau sandal diikat di luar ransel. Selain tidak sedap dipandang, risiko hilang selama pendakian, amat besar. Meski demikian, ada beberapa barang yang ditolerir bila ditaruh di luar ransel dan diikat dengan tali webbing ransel. Misalnya, matras karet dan tiang tenda. Namun, yakinkan, semua telah diikat dengan kencang. Menaruh barang di dalam ransel amat berbeda dengan cara memasukkan buku-buku pelajaran dalam daypack (ransel kecil yang biasa digunakan ke sekolah). Buku pelajaran, baju praktikum, kalkulator dapat kita cemplungkan begitu saja ke dalam daypack. Sebaliknya, barang-barang pendakian harus dimasukkan dalam ransel dengan aturan tertentu sehingga mengurangi rasa sakit saat memanggul dan menghindari ruang kosong dalam ransel.
Prinsip pengepakan barang dalam ransel.
- Letakkan barang ringan di bagian bawah dan barang berat di bagian atas.
- Barang-barang yang diperlukan paling akhir (misalnya peralatan kemping dan tidur), ditaruh di bagian bawah dan barang yang sering dikeluar-masukkan(seperti jaket, jas hujan, botol air) di bagian atas.
- Jangan biarkan ada ruang kosong dalam ransel. Contoh, manfaatkan bagian dalam panci sebagai tempat menyimpan beras.
Untuk itu, langkah pertama mengepak perlengkapan pendakian adalah mengelompokkan barang menurut jenis, seperti:
- pakaian dan kantung tidur,
- alat memasak,
- tenda,
- makanan.
Bungkus kelompok-kelompok barang itu dalam kantong-kantong plastik agar mudah dicari. Sebagian besar pendaki menganggap, mengepak barang merupakan seni tersendiri dan kerap mengasyikkan.
Kesiapan Administrasi
Mempersiapkan seluruh prosedur yang dibutuhkan untuk perijinan memasuki kawasan yang akan dituju.
Kesiapan Ketrampilan dan Pengetahuan
Pengetahuan untuk dapat hidup di alam bebas. Kemampuan minimal yang perlu bagi pendaki adalah pengetahuan tentang navigasi darat, survival serta EMC (emergency medical care) praktis.
source: screamer91.blogspot.com