Breaking

LightBlog

Dua Pecinta Alam Tewas Tenggelam

Ilustrasi
GEMARANG – Kegiatan pecinta alam yang digelar Perkumpulan Remaja Pecinta Alam Kabupaten Madiun di Dusun Tebon, Desa Tawangrejo, Gemarang, berakhir duka. Usai kegiatan alam, lima siswa dari beberapa sekolah mandi di Dam Tebon dengan menggunakan ban. Tapi, dua di antara mereka tenggelam hingga tewas. Keduanya siswa kelas XI SMKN 1 Kare. Yakni Nur Rodyid, 17, warga Morang, Kare dan Tabah Harvian, 17, warga Randualas, Kare. Diduga keduanya tidak bisa berenang. ‘’Setelah kegiatan pecinta alam, kami ingin mandi bersama di sungai dekat dam, nggak tahunya malah seperti ini akhirnya,’’ ujar Andika Eko Prabowo, salah seorang teman korban, kemarin (31/1)

Informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Madiun, tenggelamnya dua pelajar ini terjadi sekitar pukul 09.30 WIB. Saat itu Nur Rosyid, Harvian bersama tiga temannya, Galuh Setiage, Nur Ilham dan Sugik Prasetyo berniat berenang di Dam Tebon selepas mengikuti kegiatan pelatihan. Sedangkan Andika Eko Prabowo, temannya yang lain, berada di atas dam dan hanya melihat-lihat. Mereka membawa dua ban dalam ke tengah dam. ‘’Satu ban dipakai dua orang sebagai alat bantu renang. Waktu itu, Rosyid sama Harvian, Galuh sama Nur Ilham. Saya nggak ikut berenang hanya lihat dari atas dam,’’ tambahnya.

Andika melihat dengan jelas, ban yang dipegang Harvian dan Rosyid tiba-tiba terlepas. Keduanya kesulitan meraih ban itu karena tidak bisa berenang. Melihat temannya mulai tenggelam, Andika segera berteriak minta tolong. Dia langsung berlari minta bantuan warga sekitar. ‘’Sebenarnya yang bannya terlepas bukan hanya Harvian dan Rosyid, tapi juga ban yang dipakai Galuh. Tapi Galuh bisa berenang dan berhasil menarik bannya. Sedangkan Harvian dan Rosyid kesulitan mengambil bannya karena memang nggak bisa berenang,’’ terangnya.

Mendengar teriakan Andika, warga datang ke dam. Salah seorang warga, Maeran, berenang ke tengah dam untuk mencari tubuh kedua pelajar itu. Karena air dam keruh, Maeran kesulitan menekuman keduanya. Upaya pencairan yang dilakukan Maeran dan sejumlah warga sekitar setengah jam, akhirnya membuahkan hasil. Keduanya ditemukan sudah tak bernyawa di kedalaman sekitar empat meter.

Warga segera melaporkan peristiwa itu ke Mapolsek Gemarang. Petugas kepolisian dan Puskemas Gemarang tiba di lokasi kejadian dan langsung memeriksa jasad keduanya. Diketahui, paru-paru korban penuh air, begitu juga perut. ‘’Kematian korban murni tenggelam. Darah dari mulut itu disebabkan gigitan saat korban tenggelam,’’ ujar petugas medis Puskemas Gemarang, Eko Wibowo.

Sementara itu, Kapolsek Gemarang AKP Erbin Pasaribu mengatakan, polisi masih menyelidikan kasus tenggelamnya dua pelajar tersebut. Terutama seputar penanggungjawab kegiatan Perkumpulan Remaja Pecinta Alam Madiun. ‘’Diduga, para siswa ini melakukan bagian dari pelatihan pecinta alam. Makanya, kami masih menyelidiki. Karena seharusnya kegiatan seperti ini ada pengawasan dari pembina. Saat kejadian, pembina tidak ada di lokasi,’’ terangnya.

Erbin menjelaskan, polisi masih memintai keterangan teman-teman korban. Petugas juga mengumpulkan data di lapangan terkait perisatiwa nahas itu. ‘’Jasad keduanya kami visum di rumah sakit dan setelah itu dikembalikan ke pihak keluarga untuk dimakamkan,’’ katanya. (aan/irw)

source: radarmadiun.info
LightBlog