Photo by: @arfanafkariyahya |
Jurnalistik alam bebas merupakan suatu kegiatan mencari, mengumpulkan, dan mengolah data dari hasil berkegiatan di alam bebas, yang disajikan menjadi suatu suatu karya tulis serta memuat informasi yang bermanfaat bagi khalayak umum. Kegiatan ini dapat dilakukan oleh siapa saja, wisatawan yang sedang menikmati liburannya, latihan rutin suatu kelompok pecinta alam, atau wartawan yang sedang meliput jatuhnya pesawat di Gunung Salak. semuanya merupakan kegiatan dari jurnalistik alam bebas.
Jurnalistik alam bebas sendiri mulai berkembang di Indonesia pada tahun 1990-an, seiring dengan banyaknya organisasi-organisasi pecinta alam yang mulai bermunculan. Pada saat itu para penggiat alam bebas merasa perlu untuk mempublikasikan kegiatan yang mereka lakukan kepada masyarakat. Bagaimana tidak, rata-rata kegiatan yang dilakukan di alam terbuka khususnya oleh suatu kelompok pecinta alam adalah kegiatan yang berbahaya dan menantang maut, seperti penyusuran goa vertikal, panjat tebing, dan pendakian gunung es dalam suatu ekspedisi. Untuk itu, jurnalistik alam bebas hadir sebagai media yang menjadikan kegiatan tersebut menjadi suatu karya yang layak untuk dipublikasikan.
Sebelum terjun ke lapangan, seorang jurnalis alam bebas hendaknya melakukan berbagai persiapan terlebih dahulu, seperti pencarian data lokasi, dan pembuatan Rencana Operasi Perjalanan atau ROP. Pembuatan ROP bertujuan untuk mengatur manajemen waktu dan menjadi acuan saat berkegiatan sehingga waktu tidak banyak terbuang. Untuk itu ROP hendaknya dibuat secara realistis dan senyaman mungkin menyesuaikan dengan data yang diperoleh sebelumnya.
Kegiatan seorang jurnalis alam bebas di lapangan difokuskan pada pencarian data. Mulai dari akses menuju lokasi, kondisi medan, waktu tempuh, dan data-data lain yang dapat dilakukan dengan observasi langsung. Untuk itu penting bagi seorang jurnalis alam bebas untuk membuat sebuah catatan perjalanan. Disamping itu, untuk mencari data yang lebih intim seperti kebudayaan, tradisi, dan mitos-mitos yang ada di daerah tersebut bisa dilakukan dengan wawancara kepada narasumber. Hal yang tak kalah penting dalam pencarian data adalah dokumentasi foto. Foto merupakan bukti nyata yang menggambarkan kondisi sebenarnya. Sebuah foto jurnalistik yang baik tentunya tidak mengandung unsur rekayasa serta dapat menceritakan sebuah peristiwa atau keadaan yang sesungguhnya. Untuk itu tak kalah pentingnya bagi seorang jurnalis alam bebas untuk menmpelajari teknik-teknik fotografi.
Langkah terakhir dalam jurnalistik alam bebas ada pada pembuatan laporan dari data yang diperoleh di lapangan. jenis tulisan untuk pembuatan laporan meliputi berita/reportase, feature/essay, dan laporan perjalanan. Tidak ada aturan baku yang menentukan suatu kegiatan harus ditulis menjadi sebuah berita, essay, atau laporan perjalanan. Namun hal yang harus diperhatikan yaitu tulisan tersebut dibuat secara mendalam dan detail, dapat dibaca kapan saja, bukan seperti berita harian yang akan basi bila dibaca keesokan harinya. Semakin baik jika laporan tersebut memuat semua lampiran secara lengkap, mulai dari ROP, catatan perjalanan, dokumentasi, anggaran biaya, hingga nota belanja yang digunakan untuk mendukung kegiatan tersebut.
Adanya laporan merupakan bukti dari kegiatan yang kita lakukan di lapangan. Inilah yang menjadi produk dari jurnalistik alam bebas. Laporan dibuat dengan harapan dapat memberikan manfaat bagi orang lain yang membutuhkan. Itulah sedikit pengertian tentang jurnalistik alam bebas, semoga bermanfaat, mulailah menjadi jurnalis alam bebas.
source: edukasi.kompasiana.com/