Breaking

LightBlog

Petualang Indonesia Wajib Mendaki Gunung-Gunung Ini

Salju di Puncak Cartenz, Papua (Afif/ detikTravel)
Jakarta - Mendaki gunung adalah salah satu aktivitas yang menantang adrenalin. Selain melintasi medan berisiko tinggi, penguasaan terhadap diri sendiri juga diperlukan. Kalau mengaku petualang, cobalah mendaki gunung-gunung ini.

Mendaki gunung sama sekali bukan hal sederhana. Harley Bayu Sastha, penulis penulis seri buku 'Mountain Climbing for Everybody' yang pernah menjadi salah satu petualang Aku Cinta Indonesia (ACI), menggolongkan pendakian gunung sebagai aktivitas ekstrem.

"Dikatakan ekstrem bukan hanya dari segi medan yang dilalui, tapi juga cuaca yang tak terduga. Belum lagi berkurangnya kadar oksigen pada tiap tahapan ketinggian. Aktivitas vulkanik gunung api sewaktu-waktu bisa menimbulkan longsoran pasir dan bebatuan," tutur Harley dalam perbincangan dengan detikTravel, Kamis (7/3/2013).

Dikatakan esktrem juga karena banyak penyakit yang bisa menghadang para pendaki gunung. Kram atau kejang otot, kelelahan yang teramat sangat bisa menyerang para pendaki. Tak hanya itu, heat stroke akibat tidak bisa mengeluarkan keringat yang cukup untuk menurunkan suhu tubuh, mountain sickness, hipotermia, frostbite, dan hipoksia yang merupakan gejala kekurangan oksigen akibat perbedaan ketinggian juga bisa menyerang.

Harley pun menghimpun beberapa gunung yang tergolong ekstrem baik dari segi jalur pendakian, kerapatan hutan, aktivitas vulkanis, dan cuacanya. Menurutnya, mendaki gunung adalah hobi yang ekstrem karena untuk mencapai puncak tertingginya kita harus melawan kantuk, cuaca yang sangat dingin, angin, dan terkadang medan pendakian yang terjal berpasir.

Para petualang yang gemar menantang adrenalin boleh saja mencoba mendaki beberapa gunung ini. Tapi ingat, harus dengan peralatan lengkap dan kehati-hatian yang tinggi.

1. Gunung Slamet, Jawa Tengah
Slamet adalah gunung tertinggi di Jawa Tengah dengan ketinggian 3.428 mdpl. Gunung ini adalah salah satu tujuan favorit para pendaki, baik pemula maupun profesional. Padahal, Slamet adalah salah satu gunung yang cukup ekstrem.

"Selain aktivitas vulkanik dan cuaca, kemiringan terjal dari batas vegetasi menuju puncak butuh kewaspadaan saat mendakinya," tutur Harley.

Jalur Baturaden atau Kaliwadas bisa dikatakan paling ekstrem dibanding jalur-jalur lainnya. Sesaat sebelum puncak, setelah melewati batas vegetasi, pendaki langsung berhadapan dengan puncak Baturaden yang tipis dan berhadapan langsung dengan kawah aktif.

"Dinding kawahnya tegak lurus. Harus menyusuri pinggiran kawah agar bisa menuju puncak tertingginya," tambah Harley.

2. Gunung Semeru, Jawa Timur
Gunung yang 'booming' lewat film 5 Cm ini adalah yang tertinggi di Pulau Jawa, 3.676 mdpl. Selain trek yang cukup menantang, cuaca di gunung ini membuat pendakian menjadi ekstrem di waktu-waktu tertentu.

"Terkadang bisa bersuhu di bawah 0 derajat Celcius, menimbulkan bulir-bulir es di pagi hari seperti yang pernah saya alami di puncak. Longsoran batu dan pasir juga perlu diwaspadai kalau mau menuju puncaknya," kata Harley.

Namun, tambahnya, kebijakan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) sampai saat ini membatasi pendakian hanya sampai wilayah Kalimati. Namun tetap saja, aktivitas vulkanis Gunung Semeru juga harus diwaspadai.

3. Puncak Cartenz, Papua
Inilah dia, sang raksasa, puncak tertinggi di Indonesia. Tiap pendaki pasti menyadari bahwa Cartenz adalah gunung ekstrem untuk didaki. 4.884 mdpl, puncak Cartenz adalah satu-satunya tempat di Indonesia yang diselimuti salju abadi. Udara dingin tentunya menjadi kendala utama. Di lerengnya saja, suhu bisa mencapai 10 derajat Celcius.

"Ke puncaknya perlu peralatan panjat dan tali. Medannya berat, juga soal ketinggian dan es," kata Harley.

Tak heran hipotermia dan AMS (Acute Mountain Sickness alias sakit ketinggian) menjadi kendala utama dalam ini. Oksigen yang tipis membuat semua pendaki mudah lelah, serta mudah mengalami halusinasi dan pusing kepala.

4. Gunung Raung, Jawa Timur
"Ekstrem! Kita perlu peralatan panjat karena medan yang menantang. Tebingnya sangat tipis, selebar 1 kaki saja. Berpasir. Saya juga pernah hampir jatuh di sana, untuk terbelit tali. Kalau tidak bisa jatuh ke jurang," kata Harley.

Gunung Raung menduduki tiga wilayah yakni Jember, Bondowoso, dan Banyuwangi. Puncaknya berada di ketinggian 3.332 mdpl, dilengkapi kaldera berbentuk lonjong dengan kedalaman sekitar 500 meter. Puncak gunung ini disebut 'Puncak Sejati'. Untuk mencapainya, ada 2 opsi jalur yakni Kalibaru dan Glenmore.

Harley menambahkan, butuh 7-10 hari untuk mencapai Puncak Sejati lewat jalur Glenmore. Terlepas dari itu, Gunung Raung juga terkenal angker. Hal ini bisa dilihat dari nama-nama posnya, yaitu Pondok Sumur, Pondok Demit, Pondok Mayit dan Pondok Angin.

5. Pegunungan Latimojong, Sulawesi Selatan
Pegunungan Latimojong punya 7 puncak, yang tertinggi adalah Rante Mario (3.680 mdpl). Treknya curam, melewati hutan lebat dan kabut pekat. Terkadang Anda harus melewati derasnya sungai hanya dengan berjalan di atas kayu tipis di atasnya. 

"Pegunungan Latimojong punya beberapa puncak. Nah, beberapa di antaranya butuh peralatan khusus seperti panjat tebing," ucap Harley.

Mencapai puncaknya butuh perjuangan ekstra keras. Pendaki harus berhadapan dengan tebing-tebing ekstrem, dengan kemiringan sampai 70 derajat!

6. Gunung Kerinci, Jambi
Inilah gunung tertinggi di Sumatera sekaligus tertinggi kedua di Indonesia, 3.085 mdpl. Gunung yang masuk dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) ini juga tergolong ekstrem untuk didaki, terutama karena cuacanya yang tidak tentu.

"Saya sempat kena badai sesaat sebelum sampai puncak. Benar-benar seperti tornado, saya berdiri pun tak bisa. Hanya bisa tiarap di ceruk antara bebatuan. Badai esnya waktu itu 4 jam," Harley bercerita.

Angin dan hujan membuat pendaki cepat lelah, seluruh tubuh menjadi kaku. Hujan es membuat penyakit hiportermia sangat mungkin menghampiri.

7. Gunung Leuser, Aceh
"Perjalanannya panjang, kondisi alamnya juga ekstrem," kata Harley.

Empat jalur yang ada di Gunung Leuser dibuka langsung oleh tim Wanadri(Perhimpunan Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung). Satu di antara mereka meninggal ketika menyeberangi sungai yang sangat deras. Sepertinya hal itu cukup membuktikan bahwa gunung ini termasuk ekstrem untuk didaki.

Puncak tertingginya berada di ketinggian 3.404 mdpl. Untuk mencapai puncaknya, dibutuhkan waktu 9-10 hari tergantung cuaca dan kondisi fisik pendaki. Dikali dua jika dihitung perjalanan pulang.

Itulah beberapa gunung ekstrem yang bisa coba Anda daki. Selain itu ada pula Pegunungan Jayawijaya di Papua, Gunung Merapi di Jawa Tengah, Gunung Merapi di dekat Ijen, Jawa Timur, juga Gunung Agung di Bali.

"Kemiringannya rata-rata 45 derajat atau lebih. Mau ke puncak jalurnya sangat tipis dan penuh bebatuan. Kabut seringkali datang cepat. Angin besar, saat menuju puncak tak jarang orang hilang," Harley, mendeskripsikan Gunung Agung. Hati-hati dan persiapkan fisik-mental sebelum mendaki ya! 

source: travel.detik.com
LightBlog